Ekonomi Jawa Timur Tumbuh Tertinggi se-Pulau Jawa
SURABAYA, 12 November 2025 – Perekonomian Jawa Timur kembali menunjukkan ketangguhannya di tengah tekanan global dan kebijakan efisiensi anggaran pemerintah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis 5 November 2025, ekonomi Jatim pada triwulan III tumbuh 1,70 persen secara kuartalan (q-to-q), menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa.
“Ini adalah pertumbuhan tertinggi di antara seluruh provinsi di Pulau Jawa. Angka ini menunjukkan daya tahan dan soliditas ekonomi Jawa Timur yang luar biasa,” ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Selasa (11/11/2025).
Khofifah menegaskan, capaian tersebut menjadi bukti nyata kekuatan kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. “Di tengah fluktuasi ekonomi dunia, Jawa Timur mampu membuktikan bahwa kolaborasi seluruh elemen menjadi kunci menjaga pertumbuhan yang stabil dan inklusif,” katanya.
Secara tahunan (year on year/y-o-y), ekonomi Jawa Timur juga mencatat pertumbuhan sebesar 5,22 persen, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya tumbuh 5,04 persen.
Dengan capaian tersebut, Jawa Timur menyumbang 25,65 persen terhadap perekonomian Pulau Jawa dan 14,54 persen terhadap perekonomian nasional.
Dari sisi sektor, industri pengolahan menjadi kontributor utama dengan sumbangan pertumbuhan 1,87 persen. Sementara pertumbuhan tertinggi dicatat sektor pengadaan listrik dan gas yang melonjak 9,18 persen.
Dari sisi pengeluaran, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh paling tinggi sebesar 5,25 persen, menunjukkan meningkatnya investasi produktif di daerah.
Adapun dari sisi produksi, jasa perusahaan tumbuh pesat hingga 9,89 persen, sedangkan dari sisi pengeluaran, ekspor barang dan jasa mencatat kenaikan signifikan sebesar 7,19 persen.
Khofifah menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Jatim secara kuartalan didorong oleh meningkatnya aktivitas di sektor pertanian yang memasuki masa panen tebu dan tembakau. Selain itu, distribusi listrik dan gas untuk industri maupun rumah tangga juga meningkat, diikuti percepatan proyek infrastruktur dan realisasi investasi baru.
“Pertumbuhan ekonomi Jatim juga diperkuat oleh meningkatnya kunjungan wisatawan nusantara, ekspor luar negeri, serta misi dagang antardaerah,” ungkapnya.
Salah satu capaian menonjol yakni keberhasilan misi dagang Jawa Timur di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mencatatkan transaksi tertinggi sepanjang sejarah senilai Rp 1,882 triliun.
Data BPS menunjukkan, kinerja ekspor Jawa Timur pada periode Januari–September 2025 meningkat 20,23 persen (cumulative to cumulative) atau senilai USD 3,86 miliar.
Neraca perdagangan Jatim pun mencatat surplus USD 1,33 miliar, yang menunjukkan meningkatnya daya saing produk ekspor daerah. Negara tujuan utama ekspor nonmigas Jawa Timur masih didominasi Swiss, Tiongkok, dan Amerika Serikat.
Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pelaku ekonomi daerah atas sinergi dan kerja keras yang terbangun. “Keberhasilan ini bukan hasil kebetulan, tetapi buah dari kerja bersama, gotong royong, dan inovasi. Inilah wujud nyata semangat Jatim Bisa,” tutup Khofifah.