Kanada: Negara yang Semakin Terbuka dengan Eutanasia
Ottawa, 12 Desember 2024 - Kanada semakin menjadi sorotan dunia karena kebijakan eutanasia yang semakin liberal. Data terbaru menunjukkan kenaikan jumlah orang yang memilih untuk mengakhiri hidup dengan bantuan medis dalam lima tahun terakhir
Melansir BBC, negara yang telah melegalkan eutanasia sejak 2016 itu mencatat jika pada tahun lalu sekitar 15 ribu orang menjalani eutanasia atau 4,7 persen dari total kematian di negara tersebut. Otoritas negara tersebut saat ini tengah berupaya memperluas akses eutanasia untuk penderita penyakit mental yang direncanakan akan diterapkan pada tahun 2027
Health Canada, lembaga yang merilis data tersebut pada Rabu kemarin, mengungkapkan angka kematian karena eutanasia meningkat sekitar 16 persen pada tahun lalu, turun tajam dari tahun-tahun sebelumnya yang berkisar 31 persen. Dimana dari angka tersebut 96 persennya disebabkan mengalami kematian alami yang dapat diperkirakan, sisanya karena memiliki penyakit kronis jangka panjang dan kematian alami tidak dapat terjadi dalam waktu dekat
Berdasarkan umur, lansia dengan usia rata-rata 77 tahun mendominasi, sementara untuk kondisi medis, penyakit kanker menjadi alasan paling banyak digunakan untuk permintaan eutanasia
Ras kulit putih mencapai 96 persen untuk eutanasia disusul Asia Timur sebanyak 1,8 persen. Diketahui ras kulit putih mendominasi hampir 70 persen dari total populasi di Kanada. Belum diketahui pasti alasan dibalik temuan tersebut dikarenakan penelitian berdasarkan ras dan etnis baru dilakukan pada tahun ini
Qubec menjadi wilayah dengan paling banyak permintaan akan bantuan medis untuk kematian tersebut. Hal ini membuat otoritas setempat melakukan penelitian dikarenakan jumlah penduduk di wilayah itu hanya mencakup 22 persen dari total populasi Kanada
Perluasan akses eutanasia bukanlah pertama kalinya dilakukan negara itu. Sebelumnya, pada 2021 lalu, pemerintah Kanada memperluasnya dengan melegalkan eutanasia bagi warga yang tidak memiliki diagnosis terminal, namun ingin mengakhiri hidup karena kondisi kronis yang melemahkan dan menurunkan kualitas hidup mereka
sumber: BBC