Tingkat Pengangguran Jawa Timur Turun Jadi 3,88 Persen, Tertinggi Penurunannya di Pulau Jawa
SURABAYA, 12 November 2025 – Provinsi Jawa Timur kembali menorehkan prestasi membanggakan di sektor ketenagakerjaan.
Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus 2025, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Timur turun menjadi 3,88 persen, atau menurun 0,31 persen poin dibandingkan tahun sebelumnya.
Penurunan ini merupakan yang paling signifikan di antara seluruh provinsi di Pulau Jawa, mengungguli DKI Jakarta (-0,16), Jawa Tengah (-0,12), Jawa Barat (-0,02), DI Yogyakarta (-0,02), dan Banten (-0,01).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada seluruh pihak yang berperan aktif dalam memperkuat sektor ketenagakerjaan, mulai dari dunia usaha, akademisi, hingga pemerintah kabupaten/kota.
“Ini menunjukkan bahwa ekonomi kita tidak hanya tangguh, tetapi juga inklusif. Capaian ini adalah hasil kerja bersama dunia usaha, industri, UMKM, dan masyarakat yang bersinergi menciptakan lapangan kerja produktif dan berkelanjutan,” ujar Khofifah di Surabaya, Rabu (12/11/2025).
Selama lima tahun terakhir, Jawa Timur konsisten mencatat tren penurunan tingkat pengangguran. Pada Agustus 2021, TPT berada di 5,74 persen, turun menjadi 5,49 persen (2022), 4,88 persen (2023), 4,19 persen (2024), hingga kini 3,88 persen pada 2025.
Sebagai perbandingan, TPT nasional pada periode yang sama menurun dari 6,49 persen menjadi 4,85 persen, menandakan bahwa laju penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur berjalan lebih cepat dan efektif.
“Percepatan penyerapan tenaga kerja di Jatim jauh lebih kuat. Ini mencerminkan daya saing ekonomi yang terus meningkat serta efektivitas kebijakan pemerintah daerah,” tambah Khofifah.
Penurunan angka pengangguran ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang tetap stabil. Pada triwulan III tahun 2025, perekonomian Jatim tumbuh 5,22 persen (y-on-y), lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang mencapai 5,04 persen.
Pertumbuhan tersebut didorong oleh meningkatnya aktivitas industri pengolahan, perdagangan, transportasi, pergudangan, serta sektor pertanian yang menjadi penopang utama ekonomi daerah.
Selain itu, realisasi investasi semester I 2025 juga menunjukkan kinerja positif, dengan total nilai mencapai Rp74,69 triliun, mencakup 73.148 proyek dan menyerap lebih dari 130.000 tenaga kerja baru.
Sektor industri pengolahan, perdagangan, perumahan, dan transportasi menjadi kontributor utama meningkatnya investasi tersebut. “Hal ini membuktikan kepercayaan investor terhadap iklim usaha di Jawa Timur yang kondusif dan berdaya saing,” ujar Khofifah.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga terus memperkuat akses kesempatan kerja melalui Job Fair Inklusif 2025, yang menyediakan 5.589 lowongan dari 67 perusahaan, termasuk peluang kerja bagi penyandang disabilitas.
Di sisi lain, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jatim meluncurkan enam paket pelatihan gratis di UPT BLK Wonojati Malang untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja lokal.
Tak hanya itu, sektor UMKM dan ekonomi kreatif juga terus tumbuh melalui ajang Jatim Fest 2025 yang memfasilitasi promosi produk lokal serta memperkuat perlindungan kekayaan intelektual pelaku usaha.
“Kami akan terus memperkuat sinergi lintas sektor agar tenaga kerja Jawa Timur semakin kompeten, produktif, dan berdaya saing. Dengan begitu, peluang kerja baru terus tumbuh dan kesejahteraan masyarakat meningkat,” tegas Gubernur Khofifah.