Transaksi Rp 4,16 Triliun di Singapura Dorong Penguatan Neraca Perdagangan dan Ekspor Jatim
SINGAPURA, 14 November 2025 – Misi Dagang dan Investasi Jawa Timur di Singapura tidak hanya mencatatkan transaksi bisnis terbesar sejak 2022, namun juga menjadi katalis penting bagi penguatan kinerja perdagangan luar negeri Jawa Timur.
Dengan nilai transaksi melampaui Rp 4,16 triliun, forum East Java Trade and Investment Forum 2025 mempertegas posisi Jatim sebagai salah satu pusat ekspor nonmigas terbesar di Indonesia.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa forum bisnis ini dirancang untuk memperlebar akses pasar pelaku usaha Jatim sekaligus memperkuat jejaring investasi.
“Kegiatan ini menjadi strategi konkret untuk meningkatkan daya saing produk unggulan Jawa Timur dan memperluas penetrasi pasar di kawasan Asia Tenggara,” ujarnya.
Singapura merupakan salah satu mitra dagang strategis Jatim. Periode Januari–Agustus 2025 mencatat surplus perdagangan USD 379,19 juta, terutama ditopang ekspor nonmigas senilai USD 845,53 juta. Dengan masuknya transaksi baru dari 21 kesepakatan yang tercapai, pemerintah memperkirakan kontribusi terhadap surplus perdagangan akan menguat pada akhir 2025.
Komoditas ekspor yang paling diminati pasar Singapura antara lain perhiasan, tembakau, produk kimia, kakao dan olahannya, produk farmasi, hingga ikan dan udang. Di sisi lain, impor dari Singapura—terutama plastik, kimia organik, peralatan industri, dan produk farmasi—diprediksi mendorong efisiensi industri manufaktur dalam negeri.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang mencapai 5,22% (yoy) pada Triwulan III 2025 menunjukkan kinerja sektor riil yang solid. Industri pengolahan (31,16%), perdagangan (18,31%), dan pertanian (11,98%) masih menjadi pilar utama.
Melalui misi dagang ini, sejumlah produk agro—mulai keripik, rempah, kopi, buah beku, cokelat, hingga olahan ikan—kembali menunjukkan daya tarik tinggi bagi pasar Singapura. Hal ini memperkuat peran sektor agro sebagai salah satu penyumbang ekspor nonmigas Jatim yang terus naik.
Peningkatan minat pasar global terhadap komoditas agro dan perikanan membuka peluang tambahan bagi UMKM dan industri kecil menengah (IKM) untuk masuk ke rantai pasok internasional.
Sepanjang Januari–September 2025, nilai ekspor Jatim mencapai USD 22,91 miliar, dengan 97,98% didominasi ekspor nonmigas. Pencapaian ini menempatkan Jatim sebagai provinsi penyumbang ekspor nasional terbesar kedua, sekaligus mengonfirmasi kekuatan ekonomi berbasis industri dan agro.
Transaksi di Singapura diproyeksikan menambah diversifikasi produk ekspor Jatim, terutama untuk komoditas bernilai tambah seperti sepeda, bioteknologi, parfum, skincare, aplikasi digital, hingga perdagangan karbon.
Selain perdagangan, forum ini membuka jalur investasi baru untuk sektor-sektor potensial seperti bioteknologi, pengolahan hasil pertanian, dan industri makanan-minuman. Singapura selama ini dikenal sebagai hub investasi Asia Tenggara, sehingga kolaborasi yang terbangun berpotensi mempercepat arus modal ke Jawa Timur.
Empat komitmen perdagangan yang ditandatangani pada forum ini diperkirakan menjadi pintu masuk kerja sama lanjutan antara pelaku usaha Jatim dan ekosistem bisnis Singapura.
Khofifah menekankan bahwa peluang dan tantangan akan berjalan beriringan seiring ketatnya persaingan regional. Namun dengan meningkatnya lintasan perdagangan, diversifikasi komoditas, dan stabilnya permintaan pasar Singapura, Jatim memiliki peluang besar memperkuat posisi sebagai motor ekspor nonmigas Indonesia.
“Momentum ini harus dimaksimalkan untuk memperluas jaringan bisnis dan mendorong kinerja perdagangan Jatim pada 2026,” tegas Khofifah.